Senin, 14 November 2011

menjadi pendidik sejati:)

“Hati-hatilah, jangan sampai mereka melihatmu melanggar Larangan ALLAH”
Pesan bagi kita semua sebagai generasi-generasi pendidik dan pembelajar masa depan. Pesan pendidik yang ingin menjadikan generasi masa depan yang berkualitas. Memang tidak mudah untuk menjadi pendidik yang benar-benar menjalankan amanah yang di berikan oleh Allah. Terkadang banyak aral dan rintangan yang harus pendidik hadapi sebelum mereka mampu untuk terjun kedunia pendidikan. Tentunya Semua itu harus dipersiapkan dari segi jiwa, psikis, dan akademis. Mari kita lebih peka dan jeli melihat kondisi para pendidik yang ada dalam ruang lingkup pendidikan,  dengan melihat fakta di atas realita yang ada di kehidupan sekarang ini.
Dalam majalah Tarbawi edisi 254 th.13, rajab 1432, 30 juni 2011,ada kalimat yang dapat kita ambil pelajarannya. Seorang ulama terdahulu ketika memanggil seorang guru privat untuk anak-anaknya, terlebih dahulu berpesan, “sebelum engkau mengajari anak-anakku, jadikan yang pertama engkau perbaiki adalah akhlak dan perbuatanmu. Sebab apa yang engkau lakukan didepan matanya, itulah yang mereka anggap kebaikan. Sedang apa yang kau tinggalkan, itulah yang mereka anggap keburukan.
Dalam pesannya kepada para ayah, James Dobson, menyatakan, “anak lelaki memperhatikan ayah mereka dengan seksama, memperhatikan setiap perilaku dan nilai sampai pada yang sekecil-kecilnya. Jika engkau biasa memarahi dan menghina istrimu, putramu akan memperlakukan ibu mereka dan perempuan lain dengan tidak hormat. Jika engkau minum-minuman keras, anakmu akan berisiko terlibat dengan narkoba. Jika engkau mengutuk atau merokok atau bertengkar dengan karyawanmu, putramu mungkin akan mengikuti perbuatan itu. Jika engkau mementingkan diri sendiri, kejam atau pemarah. Engkau akan melihat karakter tersebut ditampilkan pada generasi  penerusmu.
Dalam Al Qur’an, kita mengenal tokoh bernama Luqman Al Hakim. Sosoknya sangat populer, karena nasihat-nasihatnya yang penuh hikmah. Bukan sekadar pesan, namun nasihatnya merupakan pendidikan seorang ayah terhadap anak-anak yang dicintainya dengan sepenuh hati, tentang akidah dan akhlak. Karena keteladanannya dalam mendidik anak itulah, maka Allah mengabdikan namanya dalam Al Qur’an.
Ada enam pesan penting yang disampaikan Luqman kepada anaknya: larangan mempersekutukan Allah: berbuat baik kepada dua orang ibu-bapak: sadar terhadap pengawasan Allah; mendirikan shalat;  amar makruf dan nahi munkar ; dan sabar dalam menghadapi persoalan; larangan sombong dan membanggakan diri; serta bersikap sederhana dan bersuara rendah. Ini semua terhimpun di surat Luqman, dari ayat 13 hingga 19.
Suatu kebaikan dan kemuliaan yang di tunjukan oleh seorang pendidik adalah suatu hal yang dianggap benar  oleh anak didiknya. Sebagai seorang pendidik tentu memiliki tanggung jawab yang berat agar dapat membawa anak didiknya benar dimata Allah SWT. Mungkin sekarang belum banyak yang telah kita berikan, tapi percayalah jika kita berusaha dengan selalu melakukan kebaikan di depan mereka, mereka akan melihat kita sebagai pendidik dan pembelajar sejati. Tapi bukan hanya untuk di depan mereka, baik sikap dan tindakan kita adalah benar juga dihadapan Allah, sehingga kelak dapat dipertanggungjawabkan.
Profesiku sebagai guru adalah amanah Allah, sebaik-baik amanah datangnya dari Allah. Aku yakin sepenuh hati, ini adalah takdirku, akan aku jalankan kekhalifahanku, hingga Allah akan menolongku di akhirat kelak. Ini adalah prinsip dan paradigma. Prinsip inilah yang akan membuat hidupku lebih bermakna. Bahkan setiap detik aku akan terpanggil untuk terus memperbaiki diri, pengajaran, profesi, siswa-siswi, dan mengembangkan semua potensi, serta mensucikan setiap amalan yang aku lakukan. (di kutip dari buku “menjadi pendidik sejati” )
Sumber: Tarbawi edisi 254 th.13, rajab 1432, 30 juni 2011

EdA Amny,,,
P.Bio ITK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar